Minggu, 12 Januari 2014

Tanpa Sang Pencipta..KITA? Nothing

Sesuai judul yang aku tulis diatas. Tanpa Sang Pencipta..kita? Bukan apa-apa..Nothing. Itu yang sudah aku rasakan sendiri. Dan memang seperti itu faktanya. Dulu..mungkin 4-5 tahun yang lalu, aku sempat jauh dari Allah. Entah apa yang aku pikirkan sampai bisa sejauh itu. Sampai sekarang pun aku benar-benar tak mengingatnya. Perbuatan buruk memang mudah untuk melupakannya tapi jika perbuatan baik..akan selalu tersimpan dalam sebuah ruang tersendiri dalam pikiran. Itulah manusia. Perbuatan buruk yang aku lakukan (dulu) bukan perbuatan buruk seperti yang sangat-sangat buruk di mata Allah SWT, tapi hanya sebuah ketelatan dalam menjalankan ibadah kepada-Nya (mungkin). Jujur aku benar-benar tidak memprioritaskan agama waktu itu, maklum pikiran anak-anak yang mungkin masih bisa disebut labil. Kadang memikirkan hal ini..hal itu dalam waktu yang berdekatan. Sangat terasa bagaimana Allah memberikan ujian saat itu..sangat-sangat terasa pada kehidupanku. Tapi Allah tau, Dia takkan memberi ujian yang melampaui batas makhluknya. Dan itu terbukti benar. Kini..perlahan tapi pasti..setelah aku mulai kembali ke jalan-Nya (lagi) dan mulai berpikir bahwa hidup di dunia ini hanya jalan penyambung ke dalam kehidupan yang sesungguhnya..yang abadi yaitu akhirat, aku mengerti tugasku sebagai manusia. Setiap waktu terasa seperti ya mungkin kalian tahu bagaimana rasanya selalu berada dalam lindungan-Nya. Indah. Tanpa problem serius. Mensyukuri setiap apa yang kita capai..atau apa yang kita dapat..itulah awal hidup indah di 'BUMI'. Alhamdulillah, ternyata kenikmatan yang Allah berikan melebihi nikmat yang dunia berikan. Bersyukur dan bersyukur..setelah tahapan pertama berhasil. Belajar ke tahapan berikutnya. Dan kita akan tahu arti hidup sebenarnya. "Manusia 'tanpa' Sang Pencipta adalah Nol Besar." Entah siapa yang membuat kata-kata seperti itu. Filsuf? Ilmuwan? Ahli agama? Sosiolog? Ah sudahlah.

Semakin hari aku mulai tahu apa itu artinya kehidupan. Kehidupan sebenarnya dalam mencapai apa yang Allah katakan dalam kitabnya. Segala cobaan atau kenikmatan adalah kehidupan. Dan kehidupan sebenarnya, masih jauh dari itu (cobaan dan kenikmatan). Masih banyak hal-hal lain yang belum aku mengerti. Mungkin dengan menjalani hari demi hari, sedikit demi sedikit bisa mencapai kehidupan yang 'Sebenarnya'. Dan sampai akhirnya aku bisa mengerti bahwa 'Kehidupan Sebenarnya' (mungkin) saat menjelang hari tua-ku dibumi dan Sang Pencipta memanggilku pergi dari 'Alam Percobaan' ini menuju alam selanjutnya..Akhirat. Akhir. Kekal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar